Nak,
tahukah kamu aku menangis karena rindu
Sejujurnya sebagai manusia
Bapak ingin dekat dan selamanya mendampingimu bersama ibu
Tapi Nak,
Bapak ini abdi pertiwi
yang kadang pulang, kadang bertugas menghilang
Jiwa ragaku sudah kudharma-baktikan
Aku cuma memintamu,
Ketika Bapak pergi, jaga dan hibur ibumu
Karena sebagai lelaki, engkau harus mampu mewakiliku
Hari ini, puji syukur, tangisku bisa kubagi denganmu
sekadar melegakan perasaan
setelah berbulan-bulan ditempa penugasan
Satu saat nanti, mungkin aku tak kembali,
kamu boleh menangis, tapi jangan meratapi
Hibur ibumu, jaga keluarga kita,
karena kamu adalah lelaki sepertiku
Hari ini aku bisa mengelus pipimu,
menatapmu sepuasnya
satu saat nanti,
bahagia seperti ini mungkin tak bisa kudapati lagi
karena jasadku terbaring bisu di bawah nisan batu
jika tiba saat itu,
aku akan sangat ingin menyapamu,
tapi hanya air mata yang mungkin bisa mewakili perasaanku...
Nak, ijinkan Bapak...
saat ini menangis apa adanya
sebagai seorang manusia biasa yang punya air mata